Kamis, 11 Februari 2010

Syuting, Bawa Pesan Suami

Widyawati saat konferensi pers sinetron terbarunya, Nurhaliza, di kafe Oyster, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (3/2). Foto: Fedrik Tarigan/Indopos.
JAKARTA - Terima tawaran bermain sinetron kejar tayang alias striping, aktris senior Widyawati membawa misi mendiang suami. Dia menghimbau agar semua kru dan aktor yang terlibat tidak menghabiskan waktu hingga lewat tengah malam di lokasi syuting.

Memang, kata Widyawati, tujuan semua itu adalah uang, yang ujung-ujungnya bisa menghidupi keluarga masing-masing. "Tapi, dalam hidup ini kan tidak melulu uang. Kita harus pandai memilah," ucapnya, saat launching sinetron Nurhaliza, di Plasa Senayan, Rabu (3/2).

Widyawati teringat ketegasan suaminya, Sophan Sophiaan, yang meninggal akibat kecelakaan sepeda motor. Sophan, menurutnya, sering menyutradarai sinetron atau film dan selalu tegas dalam hal jam kerja. "Om Sophan itu selalu tegas, bahwa selesai syuting paling lama jam 10 malam. Dan, itu baik. Sampai para kru itu bilang, 'Enak kalau sama Om Sophan, bisa pulang cepat'," kisahnya.

Sekarang ini, memang hampir semua syuting sinetron kejar tayang bekerja sepanjang siang dan malam. Paling sering pulang menjelang pagi. Salah satu penyebabnya adalah tuntutan episode yang harus siap setiap hari, sementara jam mulai syuting sering ngaret.

Karena itu, Widyawati mengajukan satu syarat kepada rumah produksi sinetronnya, ketika menerima tawaran syuting sinetron kejar tayang yang hadir di Indosiar itu. "Setiap saya main film atau sinetron, syaratnya adalah syuting tidak lewat dari jam 10 malam. Mulainya terserah jam berapa. Saya berusaha selalu tepat waktu," tegasnya, yang juga selalu meminta syuting Sabtu hanya sampai magrib dan Minggu harus libur.

Perempuan kelahiran 12 Juli 1950 itu tahu, konsekuensi yang mungkin akan dihadapi dengan pengajuan permintaan tersebut. "Paling, nanti saya dibilang para produser, 'Ah, Widyawati ini bikin kacau saja'. Tapi ini untuk kebaikan semua," katanya pula.

Bahkan, Widyawati menambahkan, bila perlu dirinya juga akan mengusulkan agar sinetron di Indonesia tidak kejar tayang lagi. Cukup seminggu sekali atau seminggu beberapa kali, dan tidak setiap hari. "Kembali seperti zaman dulu. Itu baik dan sehat," imbuhnya.

Ternyata, syarat-syarat yang diajukan Widyawati itu dikabulkan. Selain itu, katanya lagi, dia menerima tawaran syuting sinetron kejar tayang sebagai bukti konsistensinya di bidang seni peran. "Tapi, tentunya saya melihat cerita dan para pemain yang lain. Setelah saya nilai baik, saya terima," jelasnya. (gen/ayi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar