Selasa, 10 Maret 2009

Penjualan Langsung (jangka Pendek) Kontra Penjualan Tidak Langsung(jangka panjang)

Kalau anda beli barang, apakah anda lansung beli atau pikir-pikir dulu?

Saya yakin jawaban anda adalah: “Tegantung…”

Tergantung apakah barang tsb kebutuhan (need) atau kemauan (want).

Kalau kebutuhan yang mau gak mau harus beli, tentu anda tidak perlu pikir-pikir dulu sebelum membelinya. Misalnya beli makanan untuk perut anda atau beli bensin untuk kendaraan anda.

Nah kalau kemauan (want) dimana anda tidak harus membeli atau memiliki untuk bertahan hidup, biasanya sih orang akan pikir-pikir dulu.

Apabila anda begerak di bidang sales, kemungkinan besar ucapan “Saya pikir-pikir dulu” sudah sangat familiar di telinga anda…hehehe :mrgreen:

Ya gimana engga coba. Prospek yang anda tawarkan pun sudah di tawarin oleh salesman2 lainnya yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis.

Pada artikel ini saya ingin membahas ttg konsep Direct Response Selling dan Long Term Selling.

1.jpg

Direct Response Selling artinya anda mengharapkan sebuah transkasi terjadi saat ini juga. Misalnya anda adalah

seorang sales asuransi jiwa, dan setiap kali anda menawarkan ke prospek, anda mengharapkan prospek tsb beli asuransi dari anda saat itu juga.

Long Term Selling artinya anda mengerti pentingnya membina hubungan dengan prospek anda secara jangka panjang, sehingga anda tidak khawatir saat ini belum terjadi transaksi, karena anda yakin di kemudian hari anda akan berhasil “closing” mereka.

Pertanyaan saya kepada anda adalah: Tipe yang manakah anda? :cool:

Saya sendiri dulunya adalah tipe Direct Response Selling.

Pada saat itu saya tidak mengerti yang namanya bina hubungan dengan prospek. Buat saya setiap kali saya prospek orang harus ada untungnya dong. :evil: Kalau saat itu juga saya tidak closing, maka saya nilai diri sendiri telah gagal menjual.

Sekarang, saya adalah tipe Long Term Selling.

Kalau pada pertemuan pertama si prospek tidak membeli produk atau jasa yang saya tawarkan, no problemo! :cool:

Saya terus membina hubungan dengan si prospek ini sampai terjadi transaksi (masih banyak juga sih yang tidak beli akhirnya…tapi ya gapapa lah toh sebagus dan sehebat apapun produk atau jasa kita, kita ga bisa closing semua orang).

Namun saya tidak “pushy”, karena manusia pada umumnya tidak suka di paksa. Kalau anda terlalu “pushy”, prospek tidak akan suka dan mereka akan menilai anda hanya mau jualan dan dapat komisi saja!

Kalau sudah sampai tahap seperti ini, anda sudah tidak mungkin berhasil menjual kepada mereka. Dijamin 100%!

Lebih parah lagi mereka akan sebarin nama jelek anda ke semua orang yang mereka temukan secara GRATIS! (ternyata Gratis pun ada jeleknya ya :P)

Menurut saya menjalankan Long Term Selling jauh lebih baik dan menghasilkan (dalam hal penjualan) di banding Direct Response Selling.

Tahukah anda, ketika anda menjual sesuatu kepada orang yang tidak kenal dengan anda dan produk anda, anda perlu lebih dari 1 kali untuk membujuknya supaya membeli produk anda.

Kalau saya ga salah ingat (lupa pernah baca dimana), katanya mereka perlu melihat penawaran anda minimal 7 kali baru membeli produk anda.

Gila kan?

Berarti kalau anda mau berhasil menjual produk anda kepada seorang asing, orang asing ini perlu melihat penawaran saya minimal 7 kali bo! :lol:

Dengan Long Term Selling, anda juga tidak “pushy” dan selalu memberikan manfaat kepada sang prospek TANPA meminta imbalan balik apapun dari mereka. Lama-kelamaan si prospek sendiri yang ga enak hati dan akhir join dengan anda.

Kalau anda benar benar memberikan layanan yang sangat baik, atau produk anda benar benar sangat dahsyat, anda juga akan mendapatkan promosi Gratis dari word of mouth marketing yang di lakukan oleh si prospek yang puas dengan anda.

Sedangkan jika anda menggunakan Direct Response Selling untuk menjual produk atau jasa anda, anda selalu “desperate” untuk mendapatkan penjualan pada saat itu juga.

Akhirnya anda menjadi “pushy” banget terhadap si prospek, dan ujung-ujungnya anda gagal menjual dan berhasil membina hubungan yang buruk dengan sang prospek.

Mungkin sekarang anda bertanya: Lalu bagaimana dong caranya untuk membina hubugan yang baik dengan prospek?

Caranya sudah saya sampaikan di atas, yaitu dengan memberikan manfaat kepada mereka secara tulus TANPA mengharapkan imbalan apapun dari mereka.

Kalau anda berbisnis di Internet, lebih mudah dan murah lagi untuk membina hubungan dengan prospek anda. :smile:

Berikan saja Free ebook atau report, lalu secara konsisten memberikan tips-tips yang bermanfaat secara Gratis.

Tentunya untuk bisa membina hubungan dengan mereka, anda perlu “menangkap” contact info mereka seperti nama dan email (seperti yang anda temukan di bagian atas kanan blog ini) dengan menggunakan jasa Autoresponder yang handal yang saya sudah pakai 2 tahun dan merasa sangat puas. :wink:

Selain bisa follow up dan membina hubungan dengan para prospek, anda juga bisa follow up dan membina hubungan dengan customer anda, sehingga customer anda yang susah pernah beli produk anda yang A mau beli lagi produk anda yang B.

Semua ini bisa terjadi karena Autoresponder.

Tanpa Autoresponder, bisnis Internet saya 100% TIDAK MUNGKIN bisa seperti saat ini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar